Selasa, 28 Februari 2012

Runtuhnya Uni Soviet


Runtuhnya Uni Soviet dan ideologi komunisme yang kurang lebih selama tujuh dasawarsa berkuasa di Rusia, saat ini telah kehilangan makna eksistensinya dalam kehidupan masyarakat Rusia, meskipun begitu nilai-nilai komunis itu masih berbekas. Masa runtuhnya Uni Soviet, Rusia memasuki kehidupan yang baru yaitu tatanan Negara Federasi Rusia yang di jalani secara bertahap. masyarakat yang menginginkan perubahan dalam waktu cepat dan lainnya menginginkan dalam waktu yang bertahap yang menyebabkan lemahnya system demokrasi, ketidakpastian hukum, ketidakstabilan pada bidang ekonomi dan politik yang berdampak ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintah. Pada masa transisi demokrasi pemberian kesempatan kepada rakyat di Rusia bisa di katakan belum berjalan dengan baik.
Peristiwa disintegasi Uni Soviet menjadi tonggak runtuhnya ideology Komunisme. Reformasi Perestroika gagal dan glasnost berhasil, dampaknnya adalah terjadi kebebasan dan keterbukaan yang luas, sementara kondisi ekonomi tetap memburuk. Situasi ini membangkitkan faktor etnonasionalisme yang tidak diperhitungkan oleh Gorbachev di masa awal reformasinnya hingga kemundurannya pada tahun1991. Faktor ini semakin mencuat ke permukaan seiring dengan gelombang kebebasan dan lemahnya control pusat yang selama rezim komunis selalu sentralistik.

            Pada kenyataannya perbedaan antara teori demokrasi dan kenyataan di lapangan sangat berbeda, seperti juga transisi demokrasi yang terjadi di Rusia pasca runtuhnya Uni Soviet. Demokrasi yang di bentuk dari dalam lebih banyak berhasil daripada demokrasi yang di bentuk dari luar karena adanya benturan budaya.


DAFTAR PUSTAKA
1. Fahrurodji, A.2005.Rusia Baru menuju Demokrasi : Pengantar Sejarah Dan Latar Belakang Budayanya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
2. Alkatiri, Jeffry. 2007.Transisi Demokrasi di Negara Rusia:Analisis Perlindungan HAM 1991-2000.